Followers

Sunday 7 December 2008

Jawapan Terhadap Penyelewengan Fakta Haji

Pendeta Berhujah, Muallaf Meralat


oleh H Insan LS Mokoginta

Seseorang yang bernama Drs. H. Amos mengaku mantan Islam kemudian masuk Kristen, menulis sebuah buku berjudul ”UPACARA IBADAH HAJI”. Sepintas buku tersebut mirip buku “Pedoman Manasik Haji”, sebab cover depannya adalah Masjidil Haram terbitan Departmen Agama RI. Padahal buku tersebut diterbitkan oleh pihak Kristian yang isinya justeru penuh serangan terhadap Islam, pelecehan dan tipu daya untuk memurtadkan umat Islam. Setelah kami selidiki, ternyata nama Drs. H. Amos tersebut hanyalah nama samaran. Aslinya bernama Drs. A. Poernama Winangun. Buku tersebut benar-benar berwajah Islam, apalagi dalam buku tersebut dia mengutip begitu banyak ayat-ayat Al Quran dan Hadis Nabi yang diselewengkan.
Pada kulit depannya tertulis ”untuk kalangan sendiri”, tapi kenyataannya buku tersebut disebar luaskan di kalangan umat Islam secara giat sejak tahun 1998 sampai sekarang tahun 2008. Berikut kami sajikan kepada anda dialog dalam bentuk hujah (dari Pendeta) dan jawapan meralat kembali (dari Muallaf/mantan Kristian), berdasarkan yang tertulis dalam bukunya ”Upacara Ibadah Haji”.

Buku tersebut berisi berbagai hal yang menyimpang dari ajaran Islam. Penyimpangan itu antara lain, ibadah haji merupakan penyembahan kepada berhala. Buku itu juga menyatakan kedudukan hadis lebih tinggi daripada Al Quran.
Berikut adalah jawapan kembali terhadap hujahan pendeta tersebut oleh Muallaf.
PENDETA : Upacara Ibadah Haji adalah salah satu kewajiban yang ditetapkan dalam Rukun Islam yang kelima. Oleh Sebab itu ia sangatlah penting dan berguna untuk diketahui, apakah Rukun Islam itu. Untuk mengetahui Rukun Islam ada baiknya perlu terlebih dahulu memahami Rukun Iman yang merupakan dasar prinsip keimanan dari Agama Bangsa Arab (hal 3).

MUALLAF: Pada kalimat di atas, ada dua kesalahan besar yang mendasar tulisan Pendeta tersebut. Pertama: Menyebut ”Ibadah Haji” dengan ”Upacara Ibadah Haji”, ini adalah penghinaan yang nyata kepada umat Islam. Menga-takan Ibadah Haji adalah bentuk ”upacara”, sama saja Ibadah Haji dikonotasikan seolah-olah bukan ajaran Allah, melainkan tata cara ritual buatan manusia.

Kedua: Mengganti istilah nama ”Agama Islam” dengan ”Agama Bangsa Arab” adalah penghinaan yang sangat jelas dan menentang iman umat Islam seluruh dunia, seolah Islam atau misi Nabi Muhammad SAW hanyalah untuk orang Arab saja. Jelas sekali Drs. H. Amos ingin menciptakan suatu opinian terhadap dunia, seolah Islam hanyalah agama untuk orang Arab saja. Padahal justeru misi Yesuslah yang hanya untuk bangsanya sendiri yaitu Bani Israel saja. Dengan jujur Yesus sendiri bersabda dalam Injil Matius 15:24 sbb : Jawab Yesus ”Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.”

PENDETA: Dalam Agama Bangsa Arab, ada enam prinsip keimanan, yaitu : (1) percaya kepada yang ghaib, (2) percaya kepada malaikat, (3) percaya kepada wahyu yang diturunkan Allah, (4) percaya kepada adanya akhirat/kiamat, (5) percaya kepada nabi-nabi, dan (6) percaya kepada qadar dan takdir. (hal.3)

MUALLAF: Di sini terlihat betapa sempit dan kurangnya cara berfikir dan pemahaman Drs. H. Amos tentang Islam. Murtadnya beliau dari agama Islam ke Kristian, bukan karena kehebatan ajaran Kristian, tapi karena awamnya beliau tentang agama Islam yang diaanut ketika itu. Kami yakin beliau dulunya hanya seorang Islam yang tidak komit. Susunan Rukun Iman yang benar dalam Islam adalah sesuai dengan ajaran Hadis sahih riwayat Bukhari dan Muslim. Suatu hari Jibril bertanya kepada beliau tentang iman, maka beliau menjawab dengan sabdanya:
”Hendaklah engkau beriman kepada Allah, kepada para MalaikatNya, kepada Kitab-KitabNya, kepada para RasulNya, kepada hari kiamat dan beriman kepada Qadha' dan qadar (takdir) yang baik maupun yang buruk”.

Jadi urutan pertama iaitu beriman kepada Allah, bukan percaya kepada yang ghaib. Drs. H. Amos menulis Rukun Iman pertama iaitu ”Percaya kepada yang ghaib”, ini jelas penyelewengan yang disengajakan. Iman adalah kepercayaan yang ada dalam sanubari, yang diikrarkan secara lisan dan diamalkan dalam bentuk rukun-rukun. Jadi iman tidak sama persis dengan percaya.

Sebab jika Rukun Iman yang pertama ”percaya kepada yang ghaib” seolah-olah umat Islam harus beriman kepada hal-hal yang bersifat ghaib, seperti: syaitan, puchong, hantu raya, mak lampir, jelangkung dan lainnya. Padahal bukan demikian ajaran Islam. Lagi-lagi pulak di sini terlihat dengan jelas betapa ceteknya Drs. H. Amor tentang ajaran Islam. Drs. H. Amos tidak paham justeru berbicara tentang iman menurut agama barunya, justeru bermasalah, sebab dalam ajaran Kristian, masalah iman tidak dijelaskan secara terperinci seperti dalam Islam. Bahkan ayat-ayat tentang iman dalam Bible, bila dikritik akan tampak tidak masuk akal yang sehat. Dan tidak mungkin bisa diterapkan pada zaman moden. Bahkan semakin difikir semakin tidak masuk akal. Perhatikan iman dalam Bible berikut ini, menurut Injil Matius pasal 17 ayat 20 :

”Ia berkata kepada mereka : ”Kerana kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sawi saja, kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, maka gunung ini akan berpindah, dan tidak akan ada yang mustahil bagimu”.

Bila ayat tersebut diterapkan kepada kehidupan, maka dunia akan kacau bilau jika gunung-gunung hanya bisa dipindahkan hanya dengan iman. Jika semua orang Kristian yang mempunyai iman walaupun sebesar biji sawi maka ia boleh melakukan apa sahaja menurut kehendak mereka, sejak dahulu dunia ini sudah hancur lebur. Kalau setakat gunung-gunung pun boleh diperintah pindah dari tempatnya, apatah lagi benda-benda yang lebih kecil dari gunung. Memindahkan diri kita sendiri tentu jauh lebih mudah daripada memindahkan gunung. misalnya bila kita ingin dari Jakarta ke Medan, apakah cukup dengan iman kita langsung terus berada di Medan, tanpa harus naik pesawat? Tentu sahaja mustahil ! Tapi sampai saat ini tidak ada seorang pun umat Kristian yang mengaku beriman kepada Yesus (baik Pendeta, Penginjil, Evangelis, Pastur, Uskup maupun Paus) yang mampu memindahkan gunung-gunung dengan imannya walaupun sebesar biji sawi sahaja.

Berikut ajaran iman lainnya dalam Injil Markus pasal 16 ayat 17 & 18;
(17) Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir syaitan-syaitan demi namaKu, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, (18) mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.

Jika ayat tersebut bisa dipraktikkan, maka sepanjang sejarah tidak perlu lagi orang Kristian mempelajari ilmu kedoktoran, ilmu bahasa dan sastera. Sebab cukup hanya beriman kepada Yesus, umat Kristian mampu berbicara dalam segala bahasa tanpa harus belajar terlebih dahulu di Akademi Bahasa Asing. Dan juga dapat menyembuhkan segala macam penyakit tanpa harus kuliah di Fakultai Kedoktoran. Cukup hanya menumpangkan tangan di atas kepala pesakit, terus sembuh !. Juga tidak perlu mengadakan pemeriksaan di lapangan terbuka dan mengundang orang-orang yang berpenyakit untuk disembuhkan. Datang sahaja ke seluruh Hospital. Semua pesakit menginginkan kesembuhan. Jika hanya dengan doa dan meletakkan tangan diatas kepala seseorang yang berpenyakit lalu sembuh, maka hospital akan kosong. Mungkin sekali berduyun-duyun orang akan memeluk Kristian. Tapi kenapa hal tersebut tidak dilakukan?.

Kerana ajaran iman seperti itu dalam Injil tidak benar, maka sampai saat ini tidak ada seorang Kristian yang bisa membuktikan ayat Injil tersebut. Bahkan sampai saat ini tidak ada seorang Pendeta atau Pastur yang berani minum racun untuk membuktikan keberanian imannya sesuai ajaran Injil tersebut. Bahkan Paus tertinggi yang berada di Vatikan pun belum pernah minum racun maut untuk membuktikan kebenaran ayat Injil tersebut. Kalau tidak terbukti, bererti ayat tersebut bukan firman Allah dan bukan ucapan yang keluar dari mulut Yesus, aliasnya hanya fiksyen semata-mata.

Dari berbagai penelitian, ternyata menurut para cerdikpandai, Injil Markus berakhir sampai pasal 16 ayat 8. Selebihnya ayat 9 s/d 20 adalah ayat tambahan. Bererti Markus pasal 16 ayat 17 & 18 termasuk ayat tambahan. Oleh sebab itu pada Alkitab Revise Standard Version, ayat tersebut sudah dihilangkan, atau dibuang, karena ia tidak ditemui dalam naskah kuno. Jika ada Injil yang memuat Markus 16 ayat 9 s/d 20, pada ayat 9 s/d 20 ada catatan kakinya sbb : The two oldest Greek manuscripts, and some other authorities, omit from ver. 9 to 20. Some other authorities have a different ending to The Gospel. (Kedua naskah tertua dalam bahasa Greek, dan dari beberapa penulis, tidak memasukkan ayat 9 s/d 20. Beberapa penulis berbeza pada akhir Injil tersebut). Oleh sebab itu kami umat Islam yakin, tidak mungkin Yesus salah dalam meriwayatkan Injil, apatah lagi ajaran beliau tentang iman, pasti benar. Yang tidak benar atau yang salah pasti penulis-penulis Injil tersebut.
Sumber asal ; [swaramuslim]
Artikel telah diolah ke bahasa Melayu Malaysia
Akhukum
Pejuang Kecil

0 comments:

22 safar 1430

 
Pejuang Kecil © 2007 Template feito por Templates para Você